Kellies Castle, Dibangun atas Dasar Cinta

您所在的位置:网站首页 kellies castle Kellies Castle, Dibangun atas Dasar Cinta

Kellies Castle, Dibangun atas Dasar Cinta

2024-06-29 04:58| 来源: 网络整理| 查看: 265

› Utama›Kellies Castle, Dibangun atas ... Iklan Kellies Castle, Dibangun atas Dasar Cinta

OlehKHAERUL ANWAR · 5 menit baca https://cdn-assetd.kompas.id/zAfxmkMvHvCANNN5pdgFzkPLX-w=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F03%2F76753279_1552915062.jpgKOMPAS/KHAERUL ANWAR

Di lantai II Kellies Castle, di Batu Gajah, Ipoh, Negara Bagian Perak, Malaysia, terdapat ruang terbuka (rooftop) seluas lapangan tenis. Biasanya menjadi tempat spot foto bagi pengunjung di tempat ini.

”Rumah itu angker,” kata Zihad, asal Negara Bagian Selangor, ketika melewati jembatan kecil yang membentang di atas Sungai Kinta, pintu masuk Kellies Castle di Batu Gajah, Ipoh, Negeri Bagian Perak, Malaysia, Minggu (24/2/2019).

Zihad mungkin nguping cerita seputar rumah besar (mansion) yang berlokasi di atas bukit itu. Adalah William Kellie Smith, pengusaha asal Skotlandia yang berjaya lewat bisnis perkebunan karet dan tambang timah, yang membangun kastel itu tahun 1915. Namun, sebelum rumah itu rampung, William meninggal. Padahal, mansion itu dibangun atas dasar cinta William kepada istrinya, Agnes.

Karena kastel tidak ditempati seabad lebih, muncul beragam rumor. Katanya, arwah seorang lelaki bangsa Eropa suka mondar-mandir pada malam hari. Bocah perempuan Eropa (Helen, anak William) yang berambut ikal acap kali terlihat mengenakan gaun putih. Aroma dupa sering tercium hidung pengunjung.

Sekelompok pemuda pun bertemu dengan seorang lelaki petugas ronda. Saat itu, sekitar pukul 17.00, petugas ronda mengingatkan waktu kunjungan akan ditutup. Ketika beranjak dari kastel, para pemuda tersebut melihat petugas itu tanpa kaki, melayang ke pondoknya.

Percaya atau tidak, yang jelas, sayang kalau gentar mendengar cerita seram itu, lalu mengurungkan niat bersafari di mansion tersebut. Apalagi perjalanan di kastel ini melelahkan: sekitar 3,5 jam dari Kuala Lumpur menggunakan mobil sewaan.

Infografik

Setelah membeli tiket masuk 10 ringgit bagi wisatawan asing dan 5 ringgit bagi pengunjung lokal, safari pun dimulai. Kellies Castle berlantai empat, dengan lantai III dan IV mirip bentuk balkon. Di halaman kastel terhampar rumput hijau, bendera Malaysia dan bendera Negeri Perak berkibar di puncak gedung.

Deretan jendela besar dan pintu berbentuk kubah menganga seakan mengundang rasa ingin tahu pengunjung isi di dalam kastel itu. Di lantai II terdapat dua ruangan dan satu ruang terbuka (rooftop) hampir seluas lapangan tenis, kemudian kamar anak dan kamar tamu. Di lantai III ada dua kamar disertai bekas rangka ruang lift yang menghubungkan lantai I hingga lantai IV.

Di lantai I ada ruang tamu berisi berbagai replika furnitur dan hiasan barang pecah belah yang menggambarkan ruang tamu khas Eropa. Di ruangan sebelahnya ada ruangan berisi infografik tentang perjuangan dan perjalanan William selain sebuah ruangan kecil mungkin untuk meditasi atau berdoa. Rumah ini dilengkapi tangga berubin terakota sebagai antisipasi pada ”masa kecemasan” alias masa darurat.

Bangunan kedua ada di belakang kastel, yaitu Kellas House, tempat tinggal awal William sekeluarga. Bangunan ini tinggal tembok, dilengkapi sebuah kamar berlantai marmer produk Italia dan dapur beserta tungku berupa susunan batu. Terdapat tiga terowongan, dengan terowongan ketiga ditemukan tahun 2003.

Saat itu, Jabatan Kerja Raya Malaysia membangun jalan raya di Kilometer 4 lintas Gopeng-Batu Gajah. Sibuk memastikan terowongan setinggi 1,5 meter dan lebar 1 meter itu digenangi air menjadikan pengerjaan jalan terhenti selama tiga hari.

Simbol cinta

Kellies Castle dibangun pada abad ke-19 di Batu Gajah, pusat perkebunan karet dan tambang timah di Perak, Malaysia. Kekayaan alam Batu Gajah menarik minat pengusaha Eropa untuk berinvestasi, di antaranya William yang merantau ke Malaya pada 1890 saat berusia 20 tahun. Berkongsi dengan petani Charles Alma Baker, William membangun kerajaan perkebunan karet dan tambang timah.

Tahun 1903, William kembali ke Skotlandia menjenguk ibundanya (Kellie) yang sakit. Dalam perjalanan ke negerinya menumpang kapal laut, ia bertemu Agnes yang kemudian dinikahinya. William dan Agnes diberkahi dua anak: Helen dan Anthony.

Rupanya, Agnes yang biasa dengan udara dingin Eropa tidak tahan pada lingkungan daerah tropis yang gerah. Agnes ingin rumah yang nyaman, suasana adem oleh embusan angin yang menyelinap dari jendela dan pintu yang lebar.

Ibarat Shah Jehan yang membangun Taj Mahal buat istrinya, Mumtaz Mahal, William pun membangun mansion yang diinginkan Agnes. Malah, rumah itu dibangun dengan menerapkan gaya arsitektur Yunani-Romawi-Moor dan India.

Pekerjanya sebanyak 70 orang didatangkan dari Madras, India. Batu marmer diimpor dari India, keramik didatangkan dari Italia, dan batu bata aprikot yang digunakan dibuat di Malaysia.

Kusen pintu dan tingkap mansion ini terbuat dari kayu cengal yang bertahan utuh selama 200 tahun. Lantaran belum ada semen di Malaya saat itu, dinding istana diracik dari campuran putih telur itik, pasir, kapur, gula merah, dan madu.

Flu spanyol

Proses pembangunan kastel itu tidak berjalan mulus. Perang Dunia I meletus di Eropa, menjadikan pengiriman bahan baku lewat jalur laut sangat lambat. Ongkos kirim barang lewat darat naik berlipat ganda. Terjadi pula wabah flu spanyol di Eropa, yang menyebar melalui aktivitas perdagangan ke Asia, khususnya India, menuju Malaysia.

Pekerja India yang dibawa William juga meninggal terserang wabah itu. Takut oleh wabah itu, atas permintaan pekerja India lainnya, William membangun kuil tempat memohon perlindungan Dewa Mariamman yang menyelamatkan mereka dari wabah itu. Sebagai penghargaan, patung William diletakkan bersama dewa lain di kuil tersebut.

Di tengah kesulitan dana, William tidak patah semangat. Tahun 1926, ia dan anaknya, Helen, berlayar ke Lisabon, Portugal, mengambil pesanan satu unit lift untuk kelengkapan rumahnya.

Dari Lisabon, William ingin menjenguk Agnes dan Anthony di Inggris. Namun niat itu tidak tersampaikan. Ia meninggal pada 11 Desember 1926 dalam usia 56 tahun karena pneumonia.

Sepeninggal William, Agnes menjual seluruh aset warisan kepada Horrison & Crossfield, kongsi dagang bidang perniagaan teh dan kopi. Kongsi dagang ini menelantarkan Kellies Castle, yang akhirnya diambil alih oleh Kerajaan Negeri Perak dalam pengelolaannya, lalu menyulapnya menjadi obyek wisata. Tahun 1999, kastel ini menjadi lokasi pengambilan gambar film Anna and The King, dibintangi Jodie Foster dan Chow Yun Fat.

Kellies Castle kini ramai dikunjungi wisatawan. Menurut petugas loket, jumlah pengunjung 1.000-1.500 orang sehari. Pengunjung tidak memerlukan pemandu atau guide karena di setiap ruangan ada informasi tertulis soal kastel ini dalam bahasa Melayu dan Inggris. Jam kunjungan pukul 09.00-18.00 waktu Malaysia.

Pengunjung boleh melenggang melebihi durasi kunjungan di kastel itu asalkan siap ”ditegur petugas ronda gaib”, macam kisah sekelompok pemuda tadi.

Editor: Bagikan kompascetak


【本文地址】


今日新闻


推荐新闻


CopyRight 2018-2019 办公设备维修网 版权所有 豫ICP备15022753号-3